• Eksistensi Jajanan Tradisional di Tengah Hiruk Pikuk Kuliner Modern

    Reporter dan editor: Meyvani Chintyandini

    Rolasan.id - Pada zaman yang sudah berkembang ini sudah banyak berbagai jenis jajanan, baik itu jajanan tradisonal maupun jajanan modern. Makanan tradisional dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari yang berpendapatan rendah hingga tinggi sekalipun. Jajanan ini dapat dikategorikan sebagai makanan tambahan karena hanya dikonsumsi dalam skala kecil dan biasa kita disebut dengan camilan, berbeda dengan makanan pokok seperti nasi. Makanan tradisonal biasanya memiliki bahan dasar tepung terigu, dan bisa juga di ganti dengan beras ketan, ubi kayu atau ubi jalar yang memiliki fungsi sebagai pengganti tepung terigu. Bahan-bahan tersebut lantas dibuat berbagai macam jajanan tradisional seperti nagasari, putu, onde-onde, lemper, apem, bikang, dan lain-lain. Pada saat membeli jajanan tradisional tidak hanya dilihat dari segi jenis produk, harga dan tempat penjualan, namun juga dapat dilihat dari segi selera masyarakat. Selera inilah yang nantinya menentukan konsumen dalam pemilihan jajanan tradisonal yang akan di beli nya. Melihat sudah banyak pilihan jajanan tradisonal yang telah merebak di kalangan masyarakat.

                Indonesia memang terkenal akan berbagai makanan atau kuliner yang beragam. Salah satunya yakni jajanan tradisional, yang dapat dijumpai di berbagai daerah. Biasanya, di setiap daerah memiliki ciri khas kuliner yang berbeda-beda. Jajanan tradisional banyak ditemui di pasar tradisonal maupun non tradisional, seperti yang kita temui di Pasar Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Jawa Timur ini. Kita bertemu dengan Ibu Lilik selaku penjual makanan tradisonal yang sudah berjualan selama 4 tahun. Beliau menjual berbagai jenis makanan tradisional seperti Nogosari, Putu, Gempo, Ketan dan Lemet. Meskipun jajanan tradisonal tidak semenarik jajanan modern namun eksistensinya tetap ada di kalangan masyarakat, melihat jajanan tradisonal sudah menjadi “makanan ringan” yang wajib disajikan pada berbagai pertemuan atau rapat. Melihat hal tersebut, ternyata makanan tradisonal sudah memiliki status di kalangan masyarakat. Dalam berjualan, Ibu Lilik mematok harga 1000-2000 rupiah saja, sangat murah bukan? Tidak hanya itu, beliau juga menitipkan jajanan tradisonal ini ke penjual-penjual pasar lainnya, jika tidak habis beliau akan menjualkannya sendiri dengan berkeliling pasar. Jajanan tradisional milik bu Lilik ini memiliki ciri khas tersendiri, seperti hal nya jajanan “Putu” miliknya sangat unik karena berbeda dengan putu pada umumnya yang memiliki bentuk balok. Putu milik Bu Lilik ini berbentuk Segitiga dengan isi gula merah yang lebih banyak daripada putu-putu lainnya. Resep kenikmatan putu milik Bu Lilik yakni, Putu tersebut dikukus dengan menggunakan daun pisang, sehingga kenikmatan Putu tersebut tetap terjaga. Tekstur Putu tersebut lebih mirip dengan bolu kukus, tetapi lebih ringan. Rasa putunya tidak terlalu manis, namun jika kita menggigit bagian tengah nya, maka akan terasa lebih manis karena telah bercampur dengan gula merah. Rasa  tersebut di padukan dengan taburan kelapa parut yang manis namun sedikit asin. Enak sekali yaa foodiess!! Kalian sudah makan jajanan tradisonal yang mana aja nihh??

     

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog